Webinar yang diadakan pada Rabu 24 Februari 2021 oleh Program Studi D3 Bahasa Inggris Universitas Merdeka Malang ini membahas beberapa hal terkait kemajuan penerjemahan di era sekarang. Topik webinar dengan judul asli Current Trends and Challenges of Translation Jobs Amid the Popularity of AI Machine Translation ini, membahas bagaimana mesin penerjemah mempengaruhi profesi penerjemah bahasa Indonesia akibat semakin canggihnya Neural Translation Machines seperti Google Translate, Amazon Translate, Bing Translator, Yandex dll.

Dr Sugeng Hariyanto, salah satu pakar penerjemahan terkenal di Indonesia, diundang sebagai pembicara hari itu. Beliau adalah salah satu pakar bahasa Politeknik Negeri Malang dan direktur perusahaan penerjemahan ‘TRANSKOMUNIKA’. Dalam webinar ini, Dr. Sugeng menekankan pentingnya menjalani proses dari zero to hero khususnya di bidang penerjemahan. Pada awal karir penerjemahan, sangat penting untuk mengembangkan reputasi karena ‘tidak semua orang mengenal kita dan mengetahui apa bakat kita’. Hal ini menjadikan sebuah tantangan di awal karir seorang penerjemah untuk menuntut hal-hal besar tanpa melalui proses. Ia juga membahas secara singkat tentang pengolahan citra, pembelajaran simbolik, visi komputer, pembelajaran mendalam, transkreasi, dan Remote Simultaneous Interpretation (RSI). Selain itu, dalam webinar ini juga telah memberikan perspektif tentang cara kerja terjemahan mesin, kerja tim, dan AI kepada mahasiswa yang tertarik untuk membangun karir di bidang penerjemahan.

Seperti yang telah kami dengar, terjemahan Neural Machine ini menyediakan fungsionalitas terjemahan yang sangat cepat, andal, dan cepat tanpa campur tangan manusia. Setelah diremehkan, terjemahan mesin dengan AI membuat berita mengejutkan tentang perkiraan presisi kata yang lebih andal. Maka timbul pertanyaan, apakah minat penerjemah mesin dari manusia ke AI akan tergeser?

Dr Sugeng Hariyanto sebagai pembicara memiliki pandangan positif terhadap popularitas Neural Machine Translation (NMT). Beliau berasumsi bahwa ketika pintu tertutup, peluang lain masih terbuka. Sebuah mesin tidak akan pernah menggantikan manusia. Di bidang penerjemahan, bagian Post Editing juga membutuhkan keterampilan manusia yang memiliki lebih banyak seni bahasa yang kompeten daripada mesin terjemahan yang sepenuhnya mengandalkan presisi prediktif. Selanjutnya, kita harus terus-menerus merespons perubahan karena perubahan seperti itu akan selalu terjadi. Jika kita tidak berubah, maka perubahan itu sendiri akan menghancurkan kita.

Anehnya, berdasarkan badan statistik biro ketenagakerjaan Amerika Serikat, tuntutan pekerja bahasa khusus seperti penerjemah, proofreader, editor, dan transcreator akan meningkat secara dramatis dari 2018-2028, sehingga dalam dekade berikutnya masih akan banyak permintaan untuk pekerjaan dalam bidang penerjemahan.